Jangan Dipijat Saat Terkilir

Diposting oleh M2 on Minggu, 10 Februari 2013

ilustrasi

Jangan Dipijat Saat Terkilir - Tangan merupakan salah satu organ yang mempunyai banyak fungsi. Organ ini sangat membantu kita menjalankan aktivitas seperti memegang, menekan, atau menahan sesuatu. Menurut dr Lukman hampir setengah area pada otak berfungsi untuk mengatur kinerja tangan.

Sayangnya, cedera pada tangan sering dianggap sepele. Saat tangan cedera biasanya hanya ditangani dengan memeberi plester luka. Jika tangan terkilir cukup dipijat saja. Padahal penanganan yang sederhana belum tentu tepat.

Luka kecil saja pada tangan bila mengenai saraf dapat berakibat fatal. Bisa membentuk jaringan parut, bahkan bila terlalu parah, tangan yang terluka tidak dapat lagi digerakkan.

Menurut dr Lukman penanganan luka dengan cara memberikan plester saja sebenarnya tidak cukup menyelesaikan masalah. Sementara pemijatan tangan saat terkilir malah sangat tidak disarankan karena dapat kerusakan menyebar. Terutaman bila pemijat tidak paham tentang kontur tulang justru dapat membahayakan pasien.

Bila terkilir sebaiknya bawa pasien ke dokter ahli ortopedi . Jika tidak terjadi pembengkakan Anda juga bisa melakukan tindakan awal di rumah seperti mengompres tangan dengan wadah yang sudah diisi air panas atau bisa juga dengan koyo. Dengan cara ini peredaran darah di daerah yang terkilir akan lancar.

Bila terjadi pembengkakan coba lakukan terapi dengan menaruh kain yang sudah dibungkus es pada area yang terkilir sehingga dapat mengurangi pembengkakan.

Sumber: Kompas Health

Makanan Goreng Mungkin Menyebabkan Kanker Prostat?

Diposting oleh M2

Makanan Goreng Mungkin Menyebabkan Kanker Prostat? - Pria yang paling tidak seminggu sekali mengonsumsi makanan yang digoreng celup (deep fried) seperti kentang goreng, ayam goreng, dan donat berisiko lebih tinggi terkena kanker prostat, kata para peneliti AS. Para peneliti di Ilmu Kesehatan Masyarakat Fred Hutchinson Cancer Research Center di Seattle yang menerbitkan temuannya di edisi online the Prostate tanggal 17 Januari itu tidak menyelidiki  keterkaitannya, tetapi menduga mungkin karena deep frying melepaskan senyawa-senyawa  yang berpotensi menyebabkan kanker .

“Hubungan antara kanker prostat dan sejumlah makanan goreng tampaknya terbatas pada tingkat konsumsi tertinggi – yang didefinisikan dalam penelitian kami sebagai lebih dari sekali seminggu – yang menunjukkan bahwa konsumsi secara teratur makanan goreng membawa risiko tertentu pengembangan kanker prostat ,” kata DR Janet L. Stanford, direktur di pusat penelitian kanker tersebut.

Untuk studi ini, Stanford dan rekan-rekannya menguji data pada 1.549 pria yang didiagnosis kanker prostat dan 1.492 pria sehat dengan usia sama yang tinggal di wilayah Seattle.

Sekali seminggu atau lebih

Para pria kulit hitam dan kulit putih yang berusia 35-74 tahun itu telah mengambil bagian dalam dua studi kasus terkontrol berbasis populasi di mana mereka mengisi kuesioner diet yang mencakup pertanyaan tentang seberapa sering mereka memakan makanan yang digoreng celup. Para peneliti menemukan bahwa pria yang memakan kentang goreng, ayam goreng, ikan goreng dan / atau donat setidaknya sekali seminggu memiliki peningkatan risiko kanker prostat antara 30%- 37%. Mereka juga menemukan pria yang lebih sering memakan makanan itu berisiko sedikit lebih tinggi untuk kanker prostat yang lebih agresif.

Bahkan ketika faktor-faktor lain yang mungkin mempegaruhi risiko diperhitungkan, seperti usia, riwayat keluarga kanker prostat, ras, indeks massa tubuh, dan riwayat skiring PSA, keterkaitannya tetap sama.
Stanford menunjukkan bahwa hal tersebut mungkin ada hubungannya dengan apa yang terjadi pada makanan ketika goreng. Pada suhu yang cukup tinggi saat digoreng, senyawa-senyawa yang berpotensi karsinogenik termasuk akrilamida, amina heterosiklik, hidrokarbon amromatik polisiklik, aldehida dan akrolein semakin meningkat ketika minyak digunakan dan dipanaskan berulang kali.

Akrilamida ditemukan dalam makanan kaya karbohidrat seperti kentang goreng, amina heterosiklik dan hidrokarbon amromatik polisiklik dalam daging ketika mencapai suhu tinggi. Aldehida adalah senyawa organik yang ditemukan dalam parfum dan akrolein adalah zat kimia dalam herbisida.

Gorengan juga diketahui banyak mengandung advanced glycation endproducts (AGEs), suatu kelompok senyawa yang terkait dengan peradangan kronis dan stres oksidatif, kondisi yang berkaitan dengan kanker. Sebuah dada ayam yang digoreng selama sekitar 20 menit memiliki sekitar 9 kali AGEs lebih banyak dibandingan yang direbus selama satu jam, kata para peneliti.

Penelitian pertama

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan hubungan antara kanker prostat dan makanan yang dipanaskan sampai suhu tinggi, seperti daging panggang, tetapi penulis percaya bahwa merekalah yang pertama kali menyelidiki keterkaitan potensialnya dengan makanan goreng. Selain itu, sudah ada bukti-bukti sebelumnya bahwa konsumsi makanan goreng juga terkait dengan kanker lainnya yaitu kanker payudara, paru-paru, pankreas, kepala dan leher, dan esofagus.

Karena makanan goreng  terutama dimakan di luar rumah, mungkin peningkatan insiden kanker prostat dapat menjadi tanda tingginya konsumsi makanan cepat saji pada umumnya, para peneliti menulis, seraya menyebut peningkatan dramatis konsumsi makanan cepat saji  di AS dalam beberapa dekade terakhir.

Sumber: The Prostate

Mengenal Penyakit Kanker Prostat

Diposting oleh M2 on Sabtu, 09 Februari 2013

Mengenal Penyakit Kanker Prostat - Prostat adalah kelenjar yang terdapat di bawah kandung kemih pria. Fungsi utama prostat adalah memproduksi cairan yang melindungi dan menyalurkan sperma.
Prostat seringkali membesar secara bertahap setelah usia 50 tahun. Pada usia 70 tahun, 80% pria memiliki prostat yang membesar. Banyak pria lansia yang mengalami masalah buang air kecilkarena pembesaran prostat (non-kanker). Pada beberapa pria, pembesaran ini diikuti oleh tumbuhnya kanker.

Kanker Prostat

Kanker prostat terjadi ketika sel-sel prostat tumbuh lebih cepat daripada kondisi normal sehingga membentuk benjolan atau tumor yang memiliki keganasan. Kanker ini paling umum pada pria, terutama mereka yang berusia di atas 65 tahun.

Penyebab

Seperti halnya kanker lain, penyebab kanker prostat tidak diketahui. Berikut adalah beberapa faktor yang meningkatkan risiko kanker tersebut:
  • Usia. Kebanyakan kasus terjadi pada pria usia lanjut.
  • Riwayat keluarga dan faktor keturunan. Bila ayah atau abang Anda terkena kanker prostat pada usia relatif muda (di bawah 60), risiko Anda lebih tinggi. Juga bila saudara perempuan Anda terkena kanker payudara.
  • Suku bangsa. Pria Asia memiliki risiko lebih rendah dibandingkan pria kulit hitam atau kulit putih.
  • Paparan logam cadmium

Gejala

Pertumbuhan kanker prostat seringkali sangat lambat, bisa tidak menimbulkan gejala selama bertahun-tahun. Dengan semakin membesarnya kanker, keluhan mulai muncul karena desakan pada uretra menimbulkan iritasi atau menyumbat aliran air seni. Gejala yang timbul antara lain:
  • Air seni tidak lancar. Aliran urin lemah dan butuh waktu lebih lama untuk menuntaskan kencing.
  • Penundaan. Anda mungkin harus menunggu beberapa saat di toilet sampai air seni mulai mengalir.
  • Tetesan. Sedikit air seni mungkin menetes dan menodai celana dalam Anda tidak lama setelah Anda selesai kencing di toilet.
  • Frekuensi. Anda lebih sering kencing daripada biasanya.
  • Urgensi. Anda merasa sangat ‘kebelet’ kencing tiba-tiba.
  • Kurang tuntas. Anda merasa kencing Anda tidak betul-betul tuntas.
Catatan: semua gejala di atas banyak dirasakan pria lansia. Kebanyakan mereka yang merasakannya hanya terkena pembesaran prostat non-kanker. Sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk memastikannya.
  • Gejala lain seperti sakit di pangkal penis atau air seni berdarah hanya terjadi pada kanker prostat stadium lanjut.

Diagnosis

Bila dokter mencurigai Anda terkena kanker prostat, dia akan melakukan beberapa hal berikut:
  • Perabaan melalui anus (digital rectal examination). Dengan mengenakan sarung tangan, dokter akan memasukkan jarinya ke lubang anus untuk meraba bagian belakang kelenjar prostat. Bila dirasakan ada pembesaran atau pengerasan, tes lain akan dilakukan untuk mendiagnosis lebih lanjut.
  • Tes darah. Tes darah diperlukan untuk mengukur antigen khusus prostat (PSA). PSA adalah protein yang diproduksi baik oleh sel prostat normal maupun kanker. Semakin tua, semakin banyak PSA yang kita produksi. Meskipun tidak konklusif, kandungan PSA tinggi dapat mengindikasikan Anda terkena kanker. Pada tahap pengobatan, penurunan kadar PSA menandakan efektivitas terapi yang dijalankan.
  • Tes PCA3. Adanya kadar PCA3 yang lebih tinggi di urin menunjukkan kehadiran kanker prostat. Tes ini lebih akurat dibandingkan tes darah (PSA), tetapi tidak semua fasilitas medis menyediakannya.
  • Biopsi. Biopsi adalah pengambilan sedikit sampel jaringan tubuh untuk diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi mungkin harus dilakukan untuk memastikan diagnosis kanker prostat dengan menggunakan jarum yang dimasukkan ke lubang anus Anda. Beberapa sampel biasanya diambil pada bagian-bagian yang berbeda dari prostat.
  • CT scan, MRI scan dan pemeriksaan penunjang lain mungkin diperlukan untuk mengetahui lebih lanjut tingkat penyebaran kanker.

Stadium Kanker Prostat

Pada tahap awal kanker prostat masih terlokalisasi, namun pada tingkat lanjut dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh seperti tulang dan nodus limfa di selangkangan. Stadium kanker prostat ditentukan oleh seberapa jauh tingkat penyebarannya.
Stadium kanker prostat menggunakan sistem TNM, T=tumor, N=nodus, M=metastase:
  • T1 = tumor hanya ada di dalam prostat, belum dapat dirasakan melalui perabaan lewat anus.
  • T2 = tumor masih di dalam prostat, sudah dapat dirasakan melalui perabaan.
  • T3 = tumor sudah menyebar ke jaringan sekitarnya seperti kelenjar seminal vesicle yang memproduksi semen
  • T4 = tumor telah menyebar ke tulang atau nodus limfa
  • N1-3 berarti kanker telah menyebar ke nodus/kelenjar limfa. N0 berarti belum menyebar ke nodus.
  • M diikuti 1a, b atau c menunjukkan kanker telah menyebar ke tulang atau organ tubuh lain.

Terapi

Penanganan kanker prostat sangat kompleks, di antaranya dengan pembedahan, radioterapi, terapi hormon, dan kemoterapi. Biasanya kombinasi lebih dari satu metode terapi tersebut dijalankan. Penanganan yang dilakukan tergantung pada:
  • Ukuran, stadium kanker dan derajat keganasannya (tingkat PSA).
  • Kondisi pasien: usia, kesehatan umum, dan preferensinya.