Kanker serviks adalah  penyakit kanker yang terjadi pada daerah  leher rahim. Yaitu daerah pada  organ reproduksi wanita yang merupakan  pintu masuk ke arah rahim.  Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang  senggama wanita (vagina).


kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal.Akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama.
Penularan  virus HPV bisa terjadi  melalui hubungan seksual, terutama yang  dilakukan dengan berganti-ganti  pasangan. Penularan virus ini dapat  terjadi baik dengan cara transmisi  melalui organ genital ke organ  genital, oral ke genital, maupun secara  manual ke genital.
Karenanya,   penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu   berpengaruh mencegah penularan virus HPV. Sebab, tak hanya menular   melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit.Gejala kanker serviks tingkat lanjut :
- munculnya rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding).
- keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
- perdarahan di luar siklus menstruasi.
- penurunan berat badan drastis.
- Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung
- juga hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.
Masa  preinvasif (pertumbuhan sel-sel  abnormal sebelum menjadi keganasan)  penyakit ini terbilang cukup lama,  sehingga penderita yang berhasil  mendeteksinya sejak dini dapat  melakukan berbagai langkah untuk  mengatasinya.
Infeksi  menetap akan menyebabkan pertumbuhan sel  abnormal yang akhirnya dapat  mengarah pada perkembangan kanker.  Perkembangan ini memakan waktu  antara 5-20 tahun, mulai dari tahap  infeksi, lesi pra-kanker hingga  positif menjadi kanker serviks.
Bagaimana cara mendeteksinya?Perempuan  yang rawan mengidap kanker  serviks adalah mereka yang berusia antara  35-50 tahun, terutama Anda  yang telah aktif secara seksual sebelum usia  16 tahun. Hubungan seksual  pada usia terlalu dini bisa meningkatkan  risiko terserang kanker leher  rahim sebesar 2 kali dibandingkan  perempuan yang melakukan hubungan  seksual setelah usia 20 tahun.
Kanker   leher rahim juga berkaitan dengan jumlah lawan seksual. Semakin banyak   lawan seksual yang Anda miliki, maka kian meningkat pula risiko   terjadinya kanker leher rahim. Sama seperti jumlah lawan seksual, jumlah   kehamilan yang pernah dialami juga meningkatkan risiko terjadinya   kanker leher rahim.
Anda yang  terinfeksi virus HIV dan yang  dinyatakan memiliki hasil uji pap smear  abnormal, serta para penderita  gizi buruk, juga berisiko terinfeksi  virus HPV. Pada Anda yang melakukan  diet ketat, rendahnya konsumsi  vitamin A, C, dan E setiap hari bisa  menyebabkan berkurangnya tingkat  kekebalan pada tubuh, sehingga Anda  mudah terinfeksi.
Pap smear adalah  metode  pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker Serviks atau kanker leher  rahim. Namun,  pap smear bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan  untuk  mendeteksi penyakit ini. Ada pula jenis pemeriksaan dengan  menggunakan  asam asetat (cuka).
Menggunakan asam asetat cuka adalah yang relatif lebih mudah dan lebih murah dilakukan. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, kini ada teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker leher rahim, yang dinamakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).
upaya pencegahannya yaitu dengan cara :
- tidak berhubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti
- rajin melakukan pap smear setiap dua tahun sekali bagi yang sudah aktif secara seksual
- dan melakukan vaksinasi HPV bagi yang belum pernah melakukan kontak secara seksual
- dan tentunya memelihara kesehatan tubuh
Berhubung  tidak mengeluhkan gejala  apa pun, penderita kanker serviks biasanya  datang ke rumah sakit ketika  penyakitnya sudah mencapai stadium 3.  Masalahnya, kanker serviks yang  sudah mencapai stadium 2 sampai stadium 4  telah mengakibatkan kerusakan  pada organ-organ tubuh, seperti kandung  kemih, ginjal, dan lainnya.
Karenanya, operasi pengangkatan rahim saja tidak cukup membuat penderita sembuh seperti sedia kala. Selain operasi, penderita masih harus mendapatkan erapi tambahan, seperti radiasi dan kemoterapi. Langkah tersebut sekalipun tidak dapat menjamin 100% penderita mengalami kesembuhan.
Pilih mana? mencegah dengan vaksinasi atau anda memilih pengangkatan rahim, radiasi dan kemoteraphy yang masih juga belum ada jaminan sembuh? Lebih baik mencegah daripada mengobati bukan?
Artikel Terkait : GOLDEN TISSUE

 
 
 
 

{ 0 komentar ... read them below or add one }
Posting Komentar